Senin, 19 Maret 2018

Pagiku kesiangan

Aku sering melewatkan mentari fajar. Padahal ia adalah sebenar-benarnya waktu pemberi semangat. Embunpun masih memeluk rumput. Diskusi kita melulu soal senja. Seakan, mentari fajar tak bernilai apa-apa. Ada apa dibalik senja? Kenapa semua orang sibuk tentang senja? Memotret dan membubuhkan kalimat puitis tentangnya. Padahal  mentari fajar lebih menyenangkan. Senja itu hanya mengantarkan kedalam gelapnya malam. Sedangkan fajar, selalu membawa menuju hari-hari yang cerah dan penuh kebahagiaan. Tapi memang senja bisa kita kisahkan. tentang lelahnya hari ini, tentang waktu yang aku habiskan. Aku bukanlah penikmat senja.  Karna setelah senja datang, gelap sepinya malam seakan menyelimutiku hingga fajar kembali menyapa. Dan kali ini aku tahu kenapa senja lebih banyak dikagumi daripada fajar. Karna perpisahan lebih melekat daripada pertemuan.


1 komentar: